Pada dasarnya, analisis teknikal dalam trading saham dan forex menggunakan dua bahan dasar: price action dan volume. Price action merujuk pada pergerakan harga suatu aset, sementara volume mengacu pada jumlah transaksi yang terjadi. Namun, dalam praktiknya, trader sering menggunakan indikator teknikal untuk membantu mereka mengidentifikasi tren pasar dan potensi pembalikan harga. Indikator teknikal dapat digunakan pada berbagai timeframe, mulai dari grafik per jam hingga grafik mingguan. Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang indikator teknikal dan bagaimana semuanya berasal dari price action dan volume.
Dasar dari Indikator Teknikal
Indikator teknikal adalah alat yang digunakan untuk membantu trader dan investor dalam mengidentifikasi tren pasar dan potensi pembalikan harga. Ada banyak jenis indikator teknikal yang tersedia, namun semuanya berasal dari price action dan volume. Price action dan volume memberikan informasi yang sangat penting tentang bagaimana pasar bergerak dan seberapa kuat atau lemahnya suatu tren.
Komponen dari Price Action mencakup harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi, harga terendah, dan pergerakan harga suatu aset pada suatu periode waktu tertentu. Open High Low Close (OHLC). Price action juga dapat ditunjukkan dalam bentuk grafik candlestick atau grafik bar.
Komponen dari Volume adalah jumlah unit atau kontrak yang diperdagangkan pada suatu aset selama periode waktu tertentu. Volume juga dapat diukur dalam bentuk lot atau tick volume tergantung pada platform trading yang digunakan. Volume dapat memberikan gambaran tentang seberapa aktif pasar dan seberapa besar minat investor pada suatu aset pada periode waktu tertentu.
Dengan bebagai macam cara perhitungan, secara metematika, komponen-komponen ini kemudian menjadi indikator. Indikator teknikal kemudian digunakan untuk membantu trader dan investor mengidentifikasi tren pasar dan potensi pembalikan harga.
Leading Indicator dan Lagging Indicator
Indikator teknikal dapat dibagi menjadi dua jenis: leading indicator dan lagging indicator. Leading indicator adalah indikator yang memberikan sinyal sebelum tren terjadi, sementara lagging indicator memberikan sinyal setelah tren terjadi. Contoh dari leading indicator adalah RSI (Relative Strength Index), yang mengukur kekuatan relatif dari harga suatu aset, dan MACD (Moving Average Convergence Divergence), yang mengukur perbedaan antara dua moving average. Contoh dari lagging indicator adalah moving average, yang menghitung rata-rata harga suatu aset selama periode waktu tertentu, dan Bollinger Bands, yang menggunakan moving average untuk menentukan level support dan resistance.
Kesimpulan
Indikator teknikal dapat membantu trader dan investor dalam mengidentifikasi tren pasar dan potensi pembalikan harga. Namun, semua indikator teknikal berasal dari price action (OHLC) dan volume, yang memberikan informasi yang sangat penting tentang bagaimana pasar bergerak. Ada dua jenis indikator teknikal: leading indicator dan lagging indicator, yang masing-masing memberikan sinyal sebelum dan setelah tren terjadi. Dengan memahami dasar dari indikator teknikal dan bagaimana semuanya berasal dari price action (OHLC) dan volume, trader dan investor dapat mengembangkan strategi trading yang lebih efektif.